Setiap
manusia dilahirkan sebagai seorang pemenang, pemahaman ini tentu sudah melekat
pada fikiran banyak orang dan pernyataan ini tidak lagi bisa dipungkiri
kebenarannya. Setiap nyawa yang terlahir ke dunia tentu telah mengikuti
perlombaan di dalam rahim ibunya, dan lawannya tidak hanya satu saja seperti sebuah
pertandingan tinju, namun lawannya adalah bermilyar-milyar sperma yang berasal
dari satu sumber.
Ketika
bertanya bagaimana caranya menjadi seorang yang sukses maka akan banyak
deretan langkah yang kau paparkan,
karena setiap orang tentunya sudah belajar pola kesuksesan dari para orang
hebat yang kegagalannya telah tertutupi oleh satu pencapaian besar, namun
ketika mencoba mulai mempraktikan langkah-langkah tersebut ternyata hal ini
amat sulit dan tiba-tiba ada banyak hal yang kau fikirkan kembali ketika akan
memulainya. Ironi memang padahal saat menjawab langkah untuk sukses kau sangat
pandai menjelaskannya.
Disini
saya tidak akan menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk sukses atau
menjelaskan formula kesuksesan lainnya namun mencoba memaparkan yang tepatnya
sedang saya alami.
Pernah
menjadi seorang member di komunitas dengan pembina seorang yang sukses,
kemudian menjadi pemimpin di sebuah organisasi ternyata hal tersebut tidak
lantas membuat saya mengerti apa yang harus saya lakukan untuk menjadi sukses,
nyatanya saya mengakui bahwa saya hanyalah anak muda yang serba ketinggalan
dibandingkan dengann teman-teman sebaya saya.
Beginilah
ketertinggalan yang saya rasakan, hal pertama adalah tentunya ilmu pengetahuan
berdasarkan hasil pengamatan saya ketika saya berdiskusi dengan kawan-kawan
mengenai keIndonesiaan saya hanya bisa diam dan mengamati, karena saya belum
bisa masuk kedalam diskusi tersebut, kemudian ketika saya mengamati fashion
yang saya gunakan nampak sangat jelas bahwa fashion saya sangatlah jauh dari kata
modis, dan ketika saya berbincang tentang strategi ternyata pemikiran saya
sangatlah jauh dan satu lagi jangan tanya pendidikan saya karena saya sedang
tingkat akhir yang masih asyik menyusun sembari menjalani sebuah kehidupan di
masa kekosongan.
Maaf
saya hanya menjelaskan kelemahan saya, karena hal ini seperti sebuah introspeksi
diri dan sebuah refleksi bahwa ternyata kegigihan saya masih kalah dan hasil
yang terlihat juga sangatlah sedikit, dan mungkin ini terlihat berbeda bila
dibandingkan dengan pandangan kawan-kawan saya ketika memandang saya.
Hari
ini 2 agustus saya benar-benar sedang kalut, saya harus melakukan sesuatu, saya
harus memberikan sebuah karya sebagai dedikasi saya untuk indonesia, saya harus
mencukupi diri saya dari kebutuhan diri saya sendiri, tak lagi mau
menggantungkan kepada orang tua dan tentunya ini sebagai batu loncatan saya
dalam dunia karir, namun pertanyaannya adalah
1. APA
YANG HARUS SAYA BUAT?
2. APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN?
3. BAGAIMANA CARANYA SAYA MELAKUKAN HAL TERSEBUT?
4. SAYA
HARUS BERGERAK DI BIDANG APA?
5. KAPAN
SAYA MAU MENYELESAKIAN PENDIDIKAN S1 SAYA ?
6. APA
YANG DAPAT SAYA LAKUKAN KETIKA LULUS S1 DAN SELESAI SEBAGAI KETUA UMUM?
7. APA
YANG MENJADI HASIL SAYA SELAMA INI ?
Deretan
pertanyaan setan itu mengahmpiri saya, meminta untuk dijawab saat ini juga.
Meminta
saya untuk membuat karya saat ini juga kemudian saya mendapatkan kebanggaannya
saat ini juga, benar-benar hal mustahil dan sebuah kesia-siaan mengharapkan
magic karena untuk sebuah kenyangpun membutuhkan usaha untuk mengunyah beratus
kali. Apalagi usaha untuk membuat karya
yang dapat diapresiasi oleh seluruh rakyat Indonesia.
Saya
percaya bahwa saya adalah seseorang yang sukses, namun memang belum terlihat
sekali apa yang membuat saya pantas dikatakan sukses. Saya berjanji saya akan
membagikan pengalaman saya setiap hari dalam pencarian sukses ini, jika sebauh
sinteron berjudul para pencari Tuhan maka saya katakan tulisan saya ini akan
berisi seorang pencari jalan kesuksesan.
Berkali-kali saya bilang start, semoga cerita ini dapat mencapai titik kebahagiaannya yaitu merealisasikan diri men jadi pribadi yang dapat financial freedom dan dapat memberikan dampak positif pada masyarakat Indonesia.